BeritaInternasionalPolitik

Kembalinya Trump ke Debat Pemilu AS Picu Persiapan Intensif Tim Pemeriksa Fakta

69
×

Kembalinya Trump ke Debat Pemilu AS Picu Persiapan Intensif Tim Pemeriksa Fakta

Share this article

Kembalinya Donald Trump ke panggung debat pemilu Amerika Serikat telah mendorong berbagai media di sana untuk memperkuat tim pemeriksa fakta mereka. Langkah ini diambil setelah Trump mengeluarkan sejumlah klaim yang dinilai penuh distorsi dan kebohongan dalam debat pertamanya melawan Joe Biden pada akhir Juni lalu. Sejumlah organisasi pemeriksa fakta telah melakukan persiapan intensif selama berminggu-minggu menjelang debat antara Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris yang akan digelar pada Selasa malam (10/9) waktu setempat.

Debat ini merupakan satu-satunya kesempatan bagi kedua kandidat untuk bertukar argumen sebelum pemilu pada 5 November mendatang. Meskipun Trump menjadi sorotan utama, Kamala Harris yang mewakili Partai Demokrat juga tidak lepas dari perhatian publik. Harris akan menghadapi pengawasan ketat terkait kebijakan pemerintahan Joe Biden di Gedung Putih dan visi pribadinya sebagai calon presiden.

CNN sebelumnya mendapat kritik karena tidak segera mengoreksi klaim palsu yang disampaikan Trump dalam debat pertama. Menurut pemeriksa fakta internal CNN, Trump membuat lebih dari 30 pernyataan tidak benar, termasuk tuduhan tanpa bukti bahwa negara bagian yang dipimpin oleh Demokrat mengizinkan eksekusi bayi setelah lahir. Sementara itu, penampilan buruk Biden dalam debat tersebut membuat beberapa pejabat Demokrat mempertimbangkan agar dia mundur dari pencalonan.

Media besar seperti AFP dan The New York Times telah mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk pemeriksaan fakta debat dan akan melanjutkannya pada debat mendatang. Pada debat Juni lalu, The New York Times mengerahkan 29 reporter untuk memeriksa fakta, jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan debat pertama Trump melawan Hillary Clinton pada 2016. Situs pemeriksa fakta PolitiFact juga telah menyiapkan 27 jurnalis untuk meliput acara debat ini.

“Ini merupakan tim terbesar yang pernah kami bentuk,” kata Pemimpin Redaksi PolitiFact, Katie Sanders, dikutip dari AFP. Sanders menambahkan bahwa debat adalah momen dengan jumlah pembaca tertinggi di situs mereka, memberikan kesempatan kepada para pemilih untuk mendapatkan informasi yang terverifikasi dan akurat.

Menurut laporan AFP, Profesor Emeritus dari Universitas Northeastern, Alan Schroeder, mengungkapkan bahwa tidak ada kandidat presiden lain selain Trump yang secara sengaja menggunakan kebohongan sebagai strategi kampanye. Menurutnya, Trump sering kali membanjiri debat dengan klaim-klaim yang tidak benar sehingga sulit bagi pihak lawan atau moderator untuk memberikan klarifikasi atau konteks secara tepat waktu.

“Setiap waktu yang dihabiskan untuk membantah atau mengklarifikasi klaim keliru adalah waktu yang tidak digunakan untuk membahas isu-isu yang lebih substansial,” kata Schroeder. Meski menghadapi berbagai tantangan, para pakar dan pemeriksa fakta sepakat bahwa upaya ini tetap penting.

“Sebagai jurnalis, tugas kami adalah memberikan informasi yang akurat kepada publik,” ujar Kepala Pemeriksa Fakta di Washington Post, Glenn Kessler. Namun, Kessler juga menambahkan bahwa pada kenyataannya, semua kandidat presiden bisa saja membuat pernyataan yang tidak akurat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *